Perayaan Tahun baru caka merupakan hari yang penuh dinanti oleh umat Hindu di Bali dimana perayaan Tahun baru Caka identik dengan Hari Nyepi yang merupakan makna dari mengistirahatkan jiwa dan alam, dari aktifitas sehari hari, seperti keluar dari rumah, memasak, bekerja dan berpoya - poya.
Ini merupakan salah satu cara penghematan energi secara global, hehehehe:)
Berkaitan dengan Hari Raya Nyepi umat hindu di Bali biasanya akan mengadakan pergelaran Ogoh - ogoh yang diselenggarakan satu hari sebelum Hari Raya Nyepi, disebut Hari Pengerupukan. Hari ini paling dinanti oleh semua orang dari  anak - anak sampai remaja , karena di hari pengerupukan ini tempat mereka mencurahkan segala kreatifitas seni dan mencoba membuat suatu inovasi baru melalui pembuatan Ogoh - ogoh.  Ogoh ogoh ini merupakan lambang dari butakala yang akan di bakar setelah arak arakan selesai. Tapi jaman sekarang karena perkembangan jaman dan para pemuda berlomba lomba membuat ogoh ogoh dengan mengeluarkan kreasi seni mereka, maka akan berdampak ogoh ogoh tidak akan dibakar melainkan di pajang atau dibiarkan membusuk dimakan bakteri, akibatnya banyak ogoh - ogoh yang akan menghiasi pinggiran jalan raya  atau menjadi maskot suatu perempatan jalan. :)
Maka tidak heran seiring perkembangan jaman bentuk dan rupa ogoh - ogoh pun berbeda, dimana dulu ogoh ogoh akan melambangkan setan dan identik dengan bentuk yang menyeramkan, maka sekarang dengan modernisasi bentuk ogoh - ogoh tidak lagi menyeramkan bahkan ada yang melihatkan objek yang lebih seksi dan humoris seperti Ogoh - ogoh cewek Cafe yang disawer Celuluk, :o

Dengan bahan yang lebih ringan ( sterofom ) bentuk dan kreasi ogoh ogoh pada jaman modernpun lebih bisa dibuat dengan lebih kreatif, berikut saya akan rangkum perbedaan Ogoh - ogoh sekarang dan yang Jadul ( tempoe doeloe ): 

Bentuk
Ogoh - ogoh jaman sekarang ; Inovatif ,kreatif dan modern : 
Ogoh - ogoh jaman dulu : monoton, kaku

Bahan
Ogoh - ogoh jaman sekarang ; Styrofoam, besi atau aluminium, tapi sayang bahan styrofoam akan mulai ditinggalkan , karena mengandung sat berbahaya ketika dibakar dan sangat sulit terurai ( sampah abadi).
Jaman Dulu ; Kayu, anyaman bambu, Kertas Semen atau Koran bekas bahkan ada yang dari beton --> patung kali ..tapi yang jelas bahan jaman dulu lebih nyaman untuk kesehatan.


- Jumlah Ogoh - ogoh dalam satu Banjar ( RT ) ; 
Jaman Sekarang ; tiga buah ogoh - ogoh , terdiri dari Ogoh - ogoh pemuda Dewasa 21>, ogoh - ogoh remaja <21, ogoh - ogoh anak - anak < 15 dan ogoh - ogoh dari seke demen ( kumpulan orang yang menjalankan hobi pada suatu area atau daerah )

Jaman Dulu : Biasanya terdiri dari 2 ogoh - ogoh ( kelompok usia dewasa dan remaja ) atau mungkin bisa sampai 3 buah, biasanya paling maksimal 3 buah. 

- Sanan ( tempat untuk orang yang akan mengangkat ogoh - ogoh ) 
Jaman sekarang : Sanan cuma dipakai sebagai formalitas semata dan fungsi orang untuk mengangkat ogoh - ogoh sudah tergantikan dengan Roda Bantu bukan kursi roda, karena bahan pembuatannya cukup ringan yaitu dengan rangka besi dan mayoritas styrofoam. Dan jika memakai Roda Bantu, arak arakan keliling desa pun bisa menghemat tenaga, asalkan tidak di lepas saat jalan turunan atau tanjakan, wah bisa bahaya tuuu.. 
Jaman Dulu : Peran sanan sangat penting pada saat jaman dulu, karena bahan pembuatan ogoh - ogoh jaman dulu kebanyakan dari kayu dan anyaman bambu , ini membuat Ogoh - ogoh berat dan cukup menghabiskan tenaga jika di arak keliling desa. 

Dalam pengarakan ogoh - ogoh ini akan sangat ditekankan kedisiplinan dalam pembawaannya karena cenderung dalam pawai ogoh - ogoh akan menimbulkan konflik antar pemuda ini karena sikap dari pemuda ( masa puber ) yang lebih menonjolkan ego dari akal sehat. Maka dari pihak berwenang dibutuhkan pengawasan extra ketat dan dibantu oleh Pecalang (pengaman traditional desa) untuk serta merta membantu dalam mengawasi dan mengontrol para pemuda agar tidak terjadinya benturan fisik baik etnis dan golongan. 
Tapi sayang didesa saya sangat jarang diberikan kesempatan dalam mengolah hasil kreasi seni yang dituangkan dalam Ogoh - ogoh, nasiiiib :(, karena ada beberapa anggapan jika diberikan kesempatan membuat ogoh - ogoh akan terjadi konflik dan gesekan dari pemuda. 
Entah ini semacam ancaman atau momok yang dari tahun ke tahun saya selalu menonton arakan ogoh - ogoh di daerah orang lain, selalu terjajah oleh orang ... :(
Mudah - mudahan pemerintah setempat mengerti apa yang kami rasakan, walaupun memang daerah kami sering terjadi konflik saat pawai ogoh - ogoh, tapi jangan alasan ini dipakai untuk menghambat kreatifitas dan kebersamaan pemuda , mungkin bisa di berikan suatu aturan seperti arak - arakan di seputaran banjar, kalo bisa ogoh - ogoh jangan di arak, tidak boleh bersuara saat arak - arakan seperti tajen bongol, ogoh - ogoh harus bermuka lucu minimal mempunyai wajah mirip cesar,... :D . BTw, Sekarang terdengar kabar kalo bahan styrofoam untuk bahan dasar pembuatan ogoh - ogoh akan mulai dilarang sobat, karena bahan ini sangat berbahaya bagi kesehatan dan merupakan sampah abadi, masih menjadi isu siihhhh sebenernya tapi untuk kepentingan bersama mudah - mudahan kedepan bahan pembuatan ogoh - ogoh agar kembali kebahan alami semi traditional, dari anyaman bambu agar lebih alamiah dan tidak menghilangkan segala kresi seni masyarakat Bali. 






 


EmoticonEmoticon